Globalisasi Pertanian bagi Petani dan Masyarakat Pedesaan
Komik ini bukan sembarang komik, tapi komik tentang AOA (Agreement on Agriculture), atau tepatnya lagi komik tentang globalisasi pertanian. Globalisasi pertanian adalah istilah untuk keadaan yang sekarang sedang terjadi di dunia, di mana pertanian dan pangan diatur oleh peraturan-peraturan tingkat dunia (multilateral rules), serta diatur oleh kekuasaan perusahaan-perusahaan agroindustri raksasa. Dengan kekuasaan dan dominasi yang mereka miliki, maka pertanian dan pangan menjadi objek bisnis dan komersial.
Terutama bahan pangan pokok, seperti beras, jagung, tepung terigu, kedelai, gula, dan sebagainya, sepenuhnya dikuasai oleh segelintir perusahaan-perusahaan raksasa tersebut untuk di-bisnis-kan atau untuk pencarian keuntungan mereka semata. Akibatnya, meskipun produksi pangan meningkat dan berlimpah, akan tetapi kelaparan dan kekurangan pangan terus terjadi dan bahkan kemiskinan di pedesaan semakin meluas. Ini adalah ironi global paling parah, karena pangan sebagai hak dasar (food is right) sedang terancam, digantikan dengan pangan sebagai bisnis (food is money, food is profit, food is comodity).
Komik ini menceritakan dengan baik proses semacam itu dan bagaimana manuver negara-negara maju dan para perusahaan agro-industri dan industri pangan mencengkeram proses perundingan pertanian di WTO. Akibatnya akan sangat mengancam keberadaan para petani kita, yang kehidupannya serba pas-pasan. Komik ini menggambarkan dengan baik bagaimana keluh kesah petani kita yang merasa hidupnya semakin sulit dan miskin, yang tidak disadarinya merupakan akibat dari kerangka rejim global pertanian.
Karakter dalam komik ini yang menjadi tokoh adalah Tono, seorang aktivis LSM dari Jakarta yang diceritakan memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada para petani tentang bahaya globalisasi pertanian. Petani diwakili oleh karakter Pak Johan dengan istrinya, yang seringkali terbelit hutang saat hendak mengawali masa tanam karena harus membeli bibit dan perawatan lewat seorang rentenir. Kebutuhan pak Johan sehari-hari seringkali menempatkan pak Johan di posisi sulit, antara menerima hutang dari para tengkulak atau menolaknya.
Tokoh Tono juga menjelaskan bagaimana peran perusahaan-perusahaan multinasional dalam memainkan harga-harga produk pertanian, yang seringkali merugikan petani itu sendiri. Melalui penjelasan yang sederhana, Tono berusaha untuk memberikan penjelasan penyebab dari rendahnya harga produk para petani serta bagaimana negara-negara pengekspor menyalahgunakan undang-undang yang telah mereka sepakati dalam rangka meraih keuntungan sebesar-besarnya dari produk pertanian yang mereka ekspor.
Sebagai sebuah buku panduan yang bergambar, komik ini sangat membantu bagi siapapun yang ingin mengetahui permasalahan globalisasi pertanian, mulai dari konspirasi perusahaan-perusahaan multinasional dalam mengeruk keuntungan sebanyak-banyaknya dari produk yang mereka ekspor, serta bagaimana undang-undang yang dibuat untuk kepentingan para petani, disalahgunakan agar semakin menambah pundi-pundi kekayaan mereka. Dengan bahasa yang sederhana, komik ini sangat informatif bagi pembaca awam sekalipun.
Komik ini menceritakan dengan baik proses semacam itu dan bagaimana manuver negara-negara maju dan para perusahaan agro-industri dan industri pangan mencengkeram proses perundingan pertanian di WTO. Akibatnya akan sangat mengancam keberadaan para petani kita, yang kehidupannya serba pas-pasan. Komik ini menggambarkan dengan baik bagaimana keluh kesah petani kita yang merasa hidupnya semakin sulit dan miskin, yang tidak disadarinya merupakan akibat dari kerangka rejim global pertanian.
Karakter dalam komik ini yang menjadi tokoh adalah Tono, seorang aktivis LSM dari Jakarta yang diceritakan memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada para petani tentang bahaya globalisasi pertanian. Petani diwakili oleh karakter Pak Johan dengan istrinya, yang seringkali terbelit hutang saat hendak mengawali masa tanam karena harus membeli bibit dan perawatan lewat seorang rentenir. Kebutuhan pak Johan sehari-hari seringkali menempatkan pak Johan di posisi sulit, antara menerima hutang dari para tengkulak atau menolaknya.
Tokoh Tono juga menjelaskan bagaimana peran perusahaan-perusahaan multinasional dalam memainkan harga-harga produk pertanian, yang seringkali merugikan petani itu sendiri. Melalui penjelasan yang sederhana, Tono berusaha untuk memberikan penjelasan penyebab dari rendahnya harga produk para petani serta bagaimana negara-negara pengekspor menyalahgunakan undang-undang yang telah mereka sepakati dalam rangka meraih keuntungan sebesar-besarnya dari produk pertanian yang mereka ekspor.
Sebagai sebuah buku panduan yang bergambar, komik ini sangat membantu bagi siapapun yang ingin mengetahui permasalahan globalisasi pertanian, mulai dari konspirasi perusahaan-perusahaan multinasional dalam mengeruk keuntungan sebanyak-banyaknya dari produk yang mereka ekspor, serta bagaimana undang-undang yang dibuat untuk kepentingan para petani, disalahgunakan agar semakin menambah pundi-pundi kekayaan mereka. Dengan bahasa yang sederhana, komik ini sangat informatif bagi pembaca awam sekalipun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar